selamat datang 2006

tadi malam, sementara sebagian besar orang di berbagai belahan bumi sedang berpesta kembang api, di jantung sulawesi sebagian orang harus berpesta dengan api beneran. sayang, seperti yang dik
atakan seorang anggota dpd asal sulawesi tengah, palu tidak "seinternasional" bali. yang jadi korban memang hanya orang lokal.

mungkin banyak orang indonesia yang juga sudah tidak tergerak lagi hatinya ketika membaca atau mendengar adanya ledakan bom di palu saking sudah seringnya terjadi. seperti pemakaian antibiotika secara berlebihan yang menyebabkan bakteri menjadi kebal.

dan sekali lagi saya mendengar pemerintah (atau lebih tepatnya: presiden) muncul dengan his magic number. "presiden mengeluarkan 3 perintah khusus sehubungan dengan peristiwa peledakan di palu". di lain waktu "presiden mengeluarkan 8 instruksi", atau "4 langkah penyelamatan ekonomi". padahal, hal-hal yang diutarakan adalah standard operating procedures...

selalu bermain dengan angka. tidak heran bila yang muncul sebagai berita adalah "peledakan di palu memakan korban 7 orang". angka menjadi sesuatu yang penting. manusia dilihat sebagai angka.

berbagai kejadian peledakan di palu/poso tidak bisa dilepaskan dari masalah agama. walaupun pemerintah seringkali mencoba menghindari untu mengakui hal ini dan selalu menyebutnya sebagai "digerakkan oleh kelompok tertentu".

pertikaian antara kelompok agama bukanlah barang baru di dunia ini. islam melawan kristen, kristen melawan katolik, hindu melawan islam.... dan masih banyak lagi pertikaian bahkan diantara kelompok yang sama namun berbeda aliran. semuanya berawal dari usaha memonopoli kebenaran. hanya aku yang benar.

itu pula sebabnya aku selalu mengatakan bahwa aku tidak beragama, tetapi aku bertuhan.
agama adalah urusan masing-masing pribadi dengan sang penciptanya. setiap orang berhak memanggil sang penciptanya dengan nama yang mereka suka: allah, tuhan, bapa, yahwe, dll. tidak boleh ada monopoli kebenaran karena kebenaran adalah milik sang kebenaran semata.
agama tidak seharusnya diatur oleh negara, apalagi diatur oleh sekelompok orang.

untuk apa ada agama kalau akhirnya hanya mengkotak-kotakkan manusia !!

Comments

Wautz said…
Banyak yang saya setuju dgn kenyataan tuan penulis, tapi di akhir tulisanya..saya berpendapat agama tidak bersalah. Pesalahnya ialah manusia. Agama walaupun akan dilacuri, mana mungkin ia tidak di urus oleh manusia? Manusia harus mengurusnya..mengikut aturan yg Maha Kuasa. ....anyway..nice thought..

Popular posts from this blog

Jusuf Ronodipuro

Agama saya cinta [mengutip Gede Prama]

Soekarno berdasi merah