Agama saya cinta [mengutip Gede Prama]
Pagi ini terpandang lagi oleh saya tulisan Gede Prama di Kompas dua tahun lalu yang berjudul "Agama saya cinta". Tulisan ini saya gunting, saya perbesar di mesin fotocopy dan saya tempel di dinding ruang kerja saya.
http://www2.kompas.com/kompas-cetak/0609/09/opini/2938135.htm
Bagian yang paling menarik menurut saya adalah paragraf tentang seorang dosen di Australia yang bertanya pada murid-murid di kelasnya: any one of you who have religion? Yang menaikkan tangan hanya segelintir orang. Namun, mahasiswa yang tidak menaikkan tangannya kalau meminjam pensil tidak lupa mengembalikan. Bila bertemu ibu-ibu dosen membawa beban buku agak berat, mereka cepat memberikan pertolongan. Bila antre di mana pun sangat disiplin. Tatkala bertemu sahabat lain tersenyum sambil mengucapkan selamat pagi. Bila ada teman dalam kesulitan, refleknya bekerja amat cepat untuk membantu. Bila masuk pintu lift atau pintu kereta api mendahulukan orang tua.
Hal ini, kata Prama, menimbulkan pertanyaan, apa agama orang-orang ini?
Prama juga mengutip kalimat indah Kahlil Gibran: ’keseharian kita adalah tempat ibadah kita yang sebenarnya’. Aduh, hal ini tepat sekali kalau dibaca oleh orang-orang yang lebih mengutamakan ritual atau simbol-simbol agama tetapi lalai menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, dalam berinteraksi dengan orang lain.
Kalau kita mulai dari cinta, dari kasih, rasanya berbuat baik akan menjadi seperti menghela napas. Terjadi tanpa dipikirkan.
http://www2.kompas.com/kompas-cetak/0609/09/opini/2938135.htm
Bagian yang paling menarik menurut saya adalah paragraf tentang seorang dosen di Australia yang bertanya pada murid-murid di kelasnya: any one of you who have religion? Yang menaikkan tangan hanya segelintir orang. Namun, mahasiswa yang tidak menaikkan tangannya kalau meminjam pensil tidak lupa mengembalikan. Bila bertemu ibu-ibu dosen membawa beban buku agak berat, mereka cepat memberikan pertolongan. Bila antre di mana pun sangat disiplin. Tatkala bertemu sahabat lain tersenyum sambil mengucapkan selamat pagi. Bila ada teman dalam kesulitan, refleknya bekerja amat cepat untuk membantu. Bila masuk pintu lift atau pintu kereta api mendahulukan orang tua.
Hal ini, kata Prama, menimbulkan pertanyaan, apa agama orang-orang ini?
Prama juga mengutip kalimat indah Kahlil Gibran: ’keseharian kita adalah tempat ibadah kita yang sebenarnya’. Aduh, hal ini tepat sekali kalau dibaca oleh orang-orang yang lebih mengutamakan ritual atau simbol-simbol agama tetapi lalai menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, dalam berinteraksi dengan orang lain.
Kalau kita mulai dari cinta, dari kasih, rasanya berbuat baik akan menjadi seperti menghela napas. Terjadi tanpa dipikirkan.
Comments
Maaf kalau ngerepotin.
Tolong tanya gimana caranya mendaftar blog di search engine?
Blog saya: jo-nez.blogspot.com tidak bisa di search, padahal saya sudah set 'yes' untuk setting/basic daftar list dan search engine di blogger.
Thanx untuk bantuannya