Posts

Showing posts from January, 2006

kejawen

seorang kawan kemarin mendadak bertanya apakah saya percaya pada agama kejawen...hmmm.. saya katakan padanya bahwa setahu saya kejawen bukanlah agama. kalaupun pada saat ini ia disebut agama adalah karena begitulah persyaratan dari pemerintah bila aliran tersebut tetap ingin hidup di indonesia. yang kedua, saya katakan padanya, saya bukan orang beragama. jadi pertanyaan tersebut salah alamat. kemudian, seperti biasa, mulailah saya mengeluarkan pendapat saya mengenai masyarakat vertikal yang tidak terkotak oleh baju agama... seorang bapak mendekat.. sebagai orang yang meyakini ajaran kejawen mulailah ia bertutur tentang kepekaan rasa yang dapat mengalahkan teknologi. rasa itu ternyata dapat dilatih. yang diperlukan hanyalah suatu konsentrasi pikiran sehingga kita dapat tetap merasakan keheningan di tengah keramaian. riuh rendahnya dunia moderen membuat rasa menjadi tumpul. di masa lalu orang dapat berkomunikasi jarak jauh melalui rasa dan mata hati, yang oleh orang sekarang dianggap seb

Seni Ke

Sudah satu minggu ini aku berbincang dengan teman baru dari seberang.. Luar biasa yang bisa kita lakukan dengan internet. Tanpa perlu terbang atau berjalan jauh kita sudah bisa membuat teman baru. Percakapan kami terakhir membahas topik yang aku tulis dalam blog ini sebelumnya, tentang peran agama dan peran manusia. Dia tetap mengatakan tidak ada yang salah dengan agama, dan bahwa manusialah yang melakukan penyimpangan terhadap agama. Argumentasi ini juga kerap digunakan oleh para pemuka agama, toh tetap tidak mengubah fakta adanya pertikaian dan pembunuhan atas nama agama. Justru itu.... Manusia melakukan "penyimpangan" terhadap agama karena agama itu ada. Kalau tidak ada agama, apanya yang mau disimpangkan? Sebenarnya, agama untuk manusia atau manusia untuk agama? Dan, apa sih esensi agama itu? Mengatur orang agar hidup bertetangga dengan baik? Membuat orang mengasihi sesama? Menjadikan bumi ini sebagai tempat yang nyaman untuk hidup? Sejak adanya agama, apa yang ter

selamat datang 2006

tadi malam, sementara sebagian besar orang di berbagai belahan bumi sedang berpesta kembang api, di jantung sulawesi sebagian orang harus berpesta dengan api beneran. sayang, seperti yang dik atakan seorang anggota dpd asal sulawesi tengah, palu tidak "seinternasional" bali. yang jadi korban memang hanya orang lokal. mungkin banyak orang indonesia yang juga sudah tidak tergerak lagi hatinya ketika membaca atau mendengar adanya ledakan bom di palu saking sudah seringnya terjadi. seperti pemakaian antibiotika secara berlebihan yang menyebabkan bakteri menjadi kebal. dan sekali lagi saya mendengar pemerintah (atau lebih tepatnya: presiden) muncul dengan his magic number. "presiden mengeluarkan 3 perintah khusus sehubungan dengan peristiwa peledakan di palu". di lain waktu "presiden mengeluarkan 8 instruksi", atau "4 langkah penyelamatan ekonomi". padahal, hal-hal yang diutarakan adalah standard operating procedures... selalu bermain dengan angka. ti